benuaetamnews.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Andi Satya Adi Saputra, mendesak pemerintah provinsi untuk segera mengambil langkah nyata guna mengatasi kekurangan dokter dan ketimpangan distribusi tenaga medis di wilayah Kaltim. Ia menekankan pentingnya pemerataan tenaga kesehatan di seluruh wilayah, baik di perkotaan maupun pedalaman, untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang adil dan merata.
Menurut Andi, saat ini Kaltim masih menghadapi kekurangan sekitar 2.000 dokter dari standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). WHO merekomendasikan satu dokter spesialis untuk setiap 1.000 jiwa, namun dengan jumlah penduduk Kaltim yang melebihi 4 juta jiwa, kebutuhan ini belum terpenuhi.
Selain masalah kekurangan jumlah dokter, Andi juga menyoroti ketimpangan distribusi tenaga medis. Saat ini, sekitar 80 persen tenaga medis terkonsentrasi di tiga kota besar, yaitu Balikpapan, Samarinda, dan Bontang, sementara daerah pedalaman kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Untuk mengatasi hal ini, Andi mengusulkan agar pemerintah provinsi memberikan insentif yang lebih besar bagi dokter yang bersedia bertugas di daerah terpencil. Ia menyarankan agar kebijakan serupa dengan program Pemkot Bontang, yang berhasil menarik minat dokter dengan insentif menarik, diterapkan di seluruh wilayah Kaltim.
“Insentif yang besar harus diimbangi dengan fasilitas kerja yang memadai dan suasana kerja yang mendukung. Jika kesejahteraan dokter di daerah terpencil terjamin, saya yakin mereka akan lebih bersedia melayani masyarakat di sana,” ujar Andi.
Andi juga menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur di daerah terpencil untuk mendukung operasional tenaga medis. Dengan langkah-langkah tersebut, ia optimis bahwa ketimpangan dalam pelayanan kesehatan di Kaltim dapat diatasi, sehingga masyarakat di seluruh wilayah dapat menikmati layanan kesehatan yang layak dan setara.(adv)