benuaetamnews.com – Krisis air bersih yang telah berlangsung lama di Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, kembali menjadi sorotan. Dalam kunjungan reses , Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sayid Muziburrachman, atau yang akrab disapa Muzib, menemukan kenyataan memprihatinkan: sebagian besar warga di wilayah ini belum memiliki akses air bersih yang memadai, meskipun sudah berlangsung sejak tahun 1980-an.
“Ini sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin di tengah kota Samarinda, yang seharusnya sudah memiliki infrastruktur yang memadai, warga masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari?” ujar Muziburrachman dengan tegas.
Selama pertemuan dengan warga, Muzib mendengar langsung keluhan mereka yang terpaksa membeli air atau mengandalkan sumber air yang tidak higienis untuk kebutuhan rumah tangga. Menurutnya, kondisi ini tidak hanya berisiko bagi kesehatan, tetapi juga memberikan beban ekonomi yang berat bagi warga, yang harus mengeluarkan biaya lebih untuk air yang seharusnya bisa diakses dengan mudah.
“Masalah ini harus segera ditangani. Saya akan membawa persoalan ini ke tingkat yang lebih tinggi agar mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan PDAM. Warga Sempaja Selatan sudah terlalu lama menunggu solusi yang layak,” tegasnya.
Muzib mengungkapkan bahwa krisis air bersih ini mencerminkan ketimpangan dalam penyediaan layanan dasar di kawasan perkotaan. Sebagai bagian dari kota Samarinda, akses air bersih seharusnya lebih mudah, tetapi kenyataannya, banyak warga masih kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih mereka.
Politisi dari Partai Golkar ini juga menyoroti pentingnya PDAM untuk mengevaluasi dan memperbaiki jaringan distribusi air di wilayah Sempaja Selatan. Ia mendesak perbaikan infrastruktur dan peningkatan kapasitas produksi air bersih agar kebutuhan seluruh warga dapat terpenuhi. Selain itu, jaringan distribusi air juga perlu diperbaiki untuk memastikan ketersediaan air yang merata, mengingat topografi wilayah Sempaja Selatan yang bergelombang.
“Saya berharap pemerintah daerah dan PDAM segera mengambil langkah nyata. Jangan sampai masalah ini terus berlarut-larut. Warga berhak mendapatkan akses air bersih yang layak, terutama di daerah yang berada di pusat kota seperti ini,” ujar Muzib.
Sempaja Selatan, yang memiliki jumlah penduduk sekitar 38.696 jiwa dan luas wilayah 1.094 km², menghadapi tantangan besar dalam distribusi air bersih karena topografinya yang bergelombang. Akibatnya, pasokan air dari PDAM sering kali tidak tersedia sepanjang waktu di beberapa wilayah permukiman.
Warga Sempaja Selatan berharap agar pemerintah segera menindaklanjuti masalah ini, sehingga mereka tidak lagi bergantung pada sumber air yang tidak layak atau harus membeli air dengan harga yang semakin mahal.(adv)