
benuaetamnews.com – Program Probebaya yang telah berjalan selama tiga tahun di Kota Samarinda menjadi contoh nyata bagaimana intervensi pemerintah daerah dapat mendorong perekonomian masyarakat di tingkat akar rumput. Program ini berhasil menggerakkan ekonomi lokal, khususnya di tingkat rukun tetangga (RT), dengan mengalokasikan anggaran rata-rata Rp100 juta per tahun untuk setiap RT.
Dana tersebut tidak hanya digunakan untuk kebutuhan operasional RT, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengelola Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang menjadi motor penggerak perekonomian lokal di lebih dari 2.000 RT di Samarinda.
“Dengan Probebaya, distribusi ekonomi menjadi lebih merata, daya beli masyarakat meningkat, dan peluang pekerjaan tersebar lebih adil di seluruh Samarinda. Dampaknya sangat positif, terutama dalam menghidupkan sektor UMK yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal,” ujar Subandi, anggota DPRD Samarinda.
Subandi juga menyarankan Wali Kota Samarinda untuk meningkatkan alokasi anggaran bagi agenda-agenda UMK melalui Program Probebaya. Dukungan anggaran yang lebih besar, menurutnya, akan meningkatkan daya saing UMK dan memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota.
“Agenda UMK perlu terus diperkuat dengan anggaran yang lebih besar. Dukungan, apresiasi, dan pembinaan berkelanjutan sangat penting agar UMK dapat terus berkembang dan memberikan dampak nyata,” jelas Subandi.
Ia juga menyoroti perlunya kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mendukung kemajuan UMK. Sinergi yang kuat di antara berbagai pemangku kepentingan akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Kolaborasi adalah kunci. Dengan sinergi yang solid, UMK dapat memainkan peran lebih besar dalam membangun perekonomian Samarinda yang kuat dan mandiri,” tutup Subandi.(adv)
