benuaetamnews.com – Kutai Barat (Kubar) menghadapi tantangan serius dalam pembangunan infrastruktur, terutama di sektor jalan, jembatan, serta fasilitas pendidikan dan kesehatan. Kerusakan jalan penghubung yang menghubungkan Kubar dan Mahakam Ulu (Mahulu) dengan Samarinda, ibu kota provinsi, menjadi keluhan utama masyarakat. Kondisi ini dinilai menghambat akses ke layanan penting seperti rumah sakit, sekolah, dan pasar.
Abdul Rahman Agus, anggota Partai Amanat Nasional (PAN), menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan infrastruktur antara wilayah perkotaan dan pedesaan. “Kualitas jalan dan jembatan yang buruk di Kubar memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari pendidikan hingga ekonomi. Kondisi jalan yang rusak parah, terutama saat musim hujan, membuat mobilitas menjadi sangat sulit,” ujarnya.
Masyarakat menyampaikan bahwa jalanan yang tidak terawat mengakibatkan terganggunya akses menuju pasar dan tempat kerja, bahkan mempersulit anak-anak untuk pergi ke sekolah. Tidak hanya itu, warga juga kesulitan mendapatkan layanan kesehatan karena perjalanan yang memakan waktu lebih lama akibat jalan yang rusak.
Agus menambahkan bahwa masalah ini tidak hanya sebatas jalan, tetapi juga ketersediaan jembatan yang aman dan layak. Beberapa wilayah di Kubar masih bergantung pada jembatan tua yang rawan rusak, sehingga membahayakan keselamatan warga. “Jembatan antar desa dan kecamatan perlu segera diperbaiki. Selain itu, perbaikan jalan utama harus menjadi prioritas agar aktivitas ekonomi warga dapat berjalan lancar,” tegasnya.
Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi permasalahan ini. Infrastruktur yang memadai dinilai krusial dalam mendukung kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Kubar. Dengan adanya perhatian dan tindakan yang tepat dari pemerintah, diharapkan aksesibilitas dan kualitas hidup masyarakat dapat meningkat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.(adv)
