benuaetamnews.com – Para sopir truk sampah yang bertugas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sambutan mengalami ancaman dari aksi premanisme. Beberapa sopir melaporkan bahwa mereka dihadapi dan diminta uang oleh sekelompok orang tak dikenal (OTK) yang bersembunyi di semak-semak, bahkan mereka menggunakan senapan.
Insiden ini terjadi pada malam Jumat, tanggal 13 Oktober. Para sopir truk sampah, yang bekerja untuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda dan mitra mereka, tengah dalam perjalanan menuju TPA Sambutan untuk membuang sampah. Mereka dihadang oleh tumpukan ban dan kayu balok yang disengaja diletakkan di jalan masuk ke TPA.
Bukti tambahan yang mendukung laporan ini adalah video singkat yang beredar pada tanggal 15 Oktober. Video berdurasi 1 menit 15 detik tersebut memperlihatkan para pelaku yang bersenjata, menggunakan senapan angin. Dalam video ini, terdengar laporan bahwa para sopir truk bahkan ditembaki.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) DLH Samarinda, Boy Leonardo Sianipar, telah menerima laporan dari para sopir mengenai kejadian ini. Ia segera mendatangi lokasi kejadian pada Sabtu, 14 Oktober malam, bersama dengan petugas kepolisian. “Kami curiga bahwa ada unsur kesengajaan dalam insiden ini. Mungkin informasi tentang kedatangan kami telah bocor ke para pelaku, sehingga mereka tidak muncul lagi. Kami akan terus melakukan pemantauan bersama polsek setempat untuk mencegah kejadian serupa,” ujarnya pada hari Minggu, 15 Oktober.
Boy menduga bahwa para pelaku adalah oknum preman yang beroperasi di sekitar TPA Sambutan. Dia menyadari bahwa akses masuk ke TPA tersebut gelap dan sepi, sehingga rentan terhadap tindak kriminal. “Kami berharap ada solusi yang dapat ditemukan oleh pihak terkait, seperti kecamatan, TNI, dan polsek, untuk memastikan keamanan di sana. Kami juga berharap para pelaku segera ditangkap dan dihukum sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
Boy menegaskan bahwa pengadangan terhadap truk sampah sangat mengganggu tugas rutin DLH dan mitra mereka dalam mengelola sampah di Kota Tepian. Dia berharap agar tidak ada lagi insiden yang membuat para sopir truk merasa tidak aman dalam menjalankan tugas mereka. “Sopir-sopir kami sudah bekerja keras untuk membersihkan sampah di malam hari. Mereka tidak pantas diperlakukan seperti itu. Kami meminta agar mereka dapat bekerja dengan nyaman dan aman,” tegasnya.
Namun, sampai saat ini, polisi belum menerima laporan resmi terkait dugaan aksi premanisme ini. Kapolsek Samarinda Kota, Kompol Tri Satria Firdaus, mengungkapkan bahwa mereka baru mengetahui informasi ini melalui grup WhatsApp pada tanggal 15 Oktober. “Kami baru memantau informasi tersebut tadi siang,” ungkapnya. “Meskipun belum ada laporan resmi, kami tetap melakukan penyelidikan,” tambahnya.
Tentang motif dugaan pemerasan atau pungli terhadap sopir truk DLH, perwira berpangkat melati satu itu belum dapat memastikannya. “Saya belum menerima informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut,” pungkasnya.