benuaetamnews.com
Sejumlah masyarakat di Sumatera Barat merasa terganggu oleh pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT PLN sejak Selasa, 4 Juni 2024 lalu. Pemadaman bergilir ini telah berlangsung selama lebih dari 9 jam. Salah satu penduduk, Yola Sastra, dari Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kota Padang, menyatakan kekecewaannya terhadap PLN karena kurangnya pemberitahuan terkait jadwal pemadaman, yang membuat mereka sulit mempersiapkan diri. Yola mengalami pemadaman listrik di rumahnya sejak pukul 19.00 pada Selasa dan baru kembali menyala pada pukul 05.00 pada Rabu. Selama pemadaman tersebut, dia merasa terisolasi dan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Delfi Neski, warga lainnya dari Kota Padang, juga mengalami kesulitan yang sama dan berharap agar PLN segera mengatasi masalah ini.
Manager UID PLN Sumbar, Yenti Elfina, menjelaskan bahwa gangguan pada jaringan transmisi menyebabkan pemadaman ini dan PLN sedang berupaya memulihkan kelistrikan secara bertahap. Padamnya jaringan transmisi dengan beban tinggi menyebabkan pembangkit listrik ikut padam secara otomatis dan memerlukan waktu dalam penyalaan kembali, terutama PLTU. Dalam proses pemulihan ini diperlukan manajemen pengaturan beban untuk menjaga kestabilan listrik pada wilayah terdampak. Meskipun begitu, PLN menyampaikan permohonan maaf atas kondisi ini dan menekankan bahwa ratusan petugas telah dikerahkan untuk pemulihan sistem secepatnya.
Kekecewaan masyarakat terhadap PLN semakin terbuka karena kurangnya komunikasi dan persiapan yang dibuat oleh perusahaan terkait pemadaman ini. Selain itu, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari juga sangat dirasakan, mulai dari sulitnya akses informasi karena gangguan jaringan internet hingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas rumah tangga seperti menjaga kesejukan rumah dan persediaan air bersih. Masyarakat berharap agar PLN dapat memberikan kepastian jadwal pemadaman dan segera mengatasi masalah kelistrikan agar aktivitas sehari-hari dapat kembali normal.